Biodata Soekarno - Kepada awal th 1954. Soekarno memasuki kamar tidur penting Istana Merdeka. Tujuannya menjumpai istrinya yang tengah berbaring di samping putra mereka, Guruh Soekarno Putra yang masihlah berumur enam bln. Bukan hendak bercengkerama sama seperti pasangan yang baru dikaruniai momongan, dirinya nyata-nyatanya mengutarakan niatnya : meminta izin untuk menikahi Hartini. Janda jejaka beranak lima, Hartini. Parasnya ayu. Beliau tinggi semampai, berkulit kuning langsat, bersama rambut hitam lurus sepinggang.
Ia tidak sempat mengira suami yang dicintainya dapat membawa wanita lain lagi sbg bini. Bukankah perhatian lelaki kelahiran Blitar itu kepada dia ketika mengandung Guruh lebih dari yang dia harapkan? Juga, Fatmawati sama sekali tidak menyaksikan tanda-tanda jikalau pasangannya tersebut sedang jatuh cinta lagi kepada orang lain.
Bpk Soekarno buat kesekian kali kesemsem lagi terhadap perempuan kece. Apa hendak dikata? “Saya kasmaran kepada pandangan mula-mula,” tutur beliau mengenang pertemuannya dengan Hartini [Srihana-Srihani, Biografi Hartini Sukarno—2009].
Sesudah fall in love in the first sight, kemauan dirinya buat meningkatkan interaksi bersama Hartini tidak bakal dibendung oleh siapa juga. Bahkan dirinya setelah itu keukeuh hendak mempersuntingnya.
Yakni Siti Suhartini, itu nama kumplit Hartini. Dia anak ke-2 dari lima bersaudara. Orang tuanya Osan Murawi, Petugas Instansi Kehutanan di Ponorogo, dan Mairah. Soekarno perdana kali berjumpa wanita kelahiran Ponorogo, Jawa Timur, 20 September 1924 itu di th 1952 diwaktu kunjungan kerja ke Salatiga buat meresmikan pemugaran Candi Loro Jonggrang di kompleks Candi Prambanan dan pembangunan Masjid Shuhada di Yogyakarta.
Soekarno menikahi Hartini dengan cara resmi kepada tengah malam Rabu 7 Juli 1954 pukul 19.30 di Istana Cipanas. Perhelatan itu tertutup untuk umum. Soekarno pada awal mulanya telah menikah dengan cara resmi dengan Utari, Inggit, dan Fatmawati. Inilah perkawinan Soekarno yang paling sensasional. Kesengitan perlawanan Fatmawati, penyebabnya. Nanti Soekarno tetap bakal kawin-mawin lagi, baik dengan cara resmi ataupun tak. Tetapi kehebohannya tidak ada yang melebihi kasus persandingannya dengan Hartini.
Sesudah akad nikah, Hartini dipindah Soekarno ke Istana Bogor. Di sana dirinya tinggal di paviliun. Jatahnya berjumpa dengan sang suami baru cuma akhir minggu.
Referensi : http://www.berkonten.com/
No comments:
Post a Comment